*SKIP*
Pulang sekolah....... Jennie melambaikan tangannya ke Tasya, dia tersenyum. "Bilang 'Hai', Rangga," bisik Tasya kepada adiknya. Bocah yang bernama Rangga itu tersenyum kepada Jennie, "Hai, kakak!" Jennie tersenyum kecil. "Adikmu manis juga, Sya." "Sama seperti Prita, tadi dia juga tersenyum saat melihatku. Tadi ga ada yang nemenin dia, Jen? Kalo hilang gimana, nah yo?" Jennie tersenyum paksa. Lalu berjalan keluar sekolah. "Aku pulang!" sahut Jennie dari pintu rumahnya. Suara langkah kaki terdengar dari atas. "Kak, baru pulang?" tanya suara manis itu. Lagi-lagi bocah ini, udah lah yang penting dia udah sampai rumah.... "Kakak, capek Prita, udah sono main aja. Aku mau istirahat," cetus Jennie. Prita cemberut lalu berjalan ke arah dapur. Jennie menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu menyetel lagu. Coba aku hanya sendiri. Hidup tanpa bocah kecil ingusan kayak Prita ga ada di hidupku.....gumamnya. "Non? Non Jennie? Ayo, makan dulu!" Terdengar suara Mbok Kanti. "Yaaa, sebentar mbok!" Jennie bergegas turun sambil membawa iPod-nya. "Makan dulu, non." Jennie duduk di meja makan sambil membaca majalah, mendengar lagu menggunakan headset. Prita berjalan masuk ke ruang makan. Ia melihat kakaknya membaca sesuatu. "Kak, Prita boleh baca?" Jennie menengok dan berkata, "baca aja majalah anak kecil. Ini majalah teenager." "Apa artinya?" "Remaja, sekarang makan aja tuh, keburu dingin," jawabnya ketus. "Kakak lagi dengerin apa? O, ya kakak bisa kasih tau Pri--" Jennie menghentamkan kakinya ke lantai dan berdiri menghadapi adiknya itu. "Kakak muak! M-U-A-K sama kamu! Bisanya caper aja! Anak ga tau malu!" bentak Jennie dengan keras sembari menonjok meja makan. Prita terdiam, matanya berkaca-kaca. Jennie berlari keluar rumahnya menuju taman. "KESEEEEL SAMA BOCIL YANG SOK TAHU ITU!" umpat Jennie keras saat tiba di rumah Tasya. "Hush, sabar Jen. Si Rangga lagi tidur," ucap Tasya memberikan minuman. "Aku ga peduli! Si bocil yang caper itu udah ngancurin hidup aku, Sya! Ga pernah diperhatiin ortu, selalu dia, dia, dia! Gak capek emang kaya begitu mulu?!" "Hush, udah jangan meledak disini. Nanti Rangga bangun," ucap Tasya lembut sembari mengelus pundak temannya itu. Kemarahan Jennie mulai reda. "Emangnya kamu kenapa sama Pri--" "Jangan ucap nama penghancur cilik itu," celetuk Jennie.
Tasya tersenyum kecil. "Udah, udah. Adik memang begitu, kok. Aku juga sedikit kesal sih, adik doang yang diperhatiin. Tapi, 'kan namanya juga adik. Kita harus menjaga mereka, masih kecil pula. Jadi, wajar kalau suka nanya, ngomong sembarangan, bandel, suka cari perhatian. Kita jadi role model bagi adik. Jadi, Prita -udah jangan ngomel lagi- dia terus merhatiin kamu karena dia kan baru di sekolah, kamu tuh ibarat tampungan pengetahuan baginya. Aku aja begitu sama Rangga, kadang-kadang kesel, marah, senang. Adik itu yang harus kita perhatiin, Jen. Ngerti?" Tasya menasihati dengan panjang lebar.
Jennie menghela napas yang panjang lalu berkata, "kamu orang yang bijak, Sya." Tasya tertawa kecil. "Udah, 'kan. Nah, sono pulang baikan sama Prita." Kali ini Jennie tidak mengelak, dia berterimakasih pada Tasya lalu memeluknya erat. "Makasih, Sya." "Sama-sama, Jen." "O, ya. 'Kan aku tamu, terus kenapa diusir suruh baikkan sama adik?" "Ush, udah sono hush hush, Rangga keganggu tidurnya."
*****
Jennie kembali pulang dan menemukan adiknya di ruang tamu dengan mata sembab. "Priita....." "Hm?" Jennie memeluk adik kecilnya itu. "Maafin kakak, ya, Prita?" Prita mengangguk. Mereka itu masih kecil, perlu perlindungan dan seseorang yang membantu mereka... ucapnya dalam hati. Jennie mencium lembut rambut adiknya. Mbok Kanti menatap mereka berdua, "Duh, duh, duh kakak adik dari dulu......."
Jennie memasak roti panggang untuk dimakan oleh mereka berdua. "Kakak, hari kedua sekolah, lebih buruk ga dari hari pertama?" tanya Prita tiba-tiba. Jennie menggeleng, "hari kedua pasti ga buruk. Kali ini ada kakak yang nemenin kamu." Prita tersenyum lebar, Jennie membalas senyumannya dengan tulus. Akhirnya aku tahu apa artinya seorang adik.... Selesai makan, mereka kembali ke ruang tamu. Prita lelah menonton tivi, ia pun terlelap di pangkuan kakaknya. "Adikku sayang, adikku manis....," ucap Jennie.
***** END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar