Jumat, 04 Maret 2011

CERPEN : Adikku Sayang, Adikku Manis.....

Jennie bernyanyi mengikuti alunan lagu Taylor Swift yang dipasangnya di iPod miliknya. Dia terus mengikuti alunan lagu si penyanyi Country itu sembari mengerjakan tugas. Dia anak pertama, jadi wajar kalau dia dibelikan apa saja yang diingkannya. Tapi kesenangan Jennie tak berlangsung lama. Saat ia berumur 5 tahun, adik perempuannya lahir. Orangtuanya pun mengalihkan perhatian dari gadis cantik mereka yang berambut agak curly panjang, bermata coklat, senyum yang manis ke bayi yang berusia 6 bulan itu. Awalnya, Jennie tak menyadari bahwa perhatian orang tuanya kepadanya mulai berkurang. Tapi, saat dia beranjak 11 tahun (sama kaya penulis dong! wkwk) sifatnya yang periang dan ramah memudar. Orang tua yang sangat sibuk membuatnya semakin kesal akan kehidupannya. Suatu saat di rumah keluarga Jennie..... "Ma, seragam Prita bagus gak?" "Cantiknya anak mama yang satu ini! Tentu saja bagus, sayang." ucap Mama kepada gadis kecilnya yang ingin memasuki sekolah SD itu. Jennie pura-pura tidak memperhatikan tingkah laku Mama dan adiknya itu, tetapi dalam hati dia sangat kesal. Mama malah memuji-muji diriku dulu saat ingin masuk SD, Mama bilang aku lebih cantik dari siapapun..., ucap Jennie dalam hati sambil mengoleskan selai ke rotinya.  "Kira-kira Prita punya banyak teman gak Ma, nanti di sekolah?" tanya Prita dengan gembira. "Tentu, pasti kamu punya banyak teman sama seperti kakakmu dulu." Jennie meniup poninya yang menutupi wajahnya yang cantik itu. Prita berlari ke hadapan kakaknya yang sedang mengunyah sepotong roti. "Benar? Apa benar, kak? Kakak punya banyak teman?" tanya Prita memegang tangan Jennie. "Cuma seberapa. Lepasin tangan kakak, ayo pergi," celetuk Jennie. Prita hanya rela melepaskan tangan kakaknya. Jennie melangkah keluar rumah membawa sisa rotinya. "Lho? Kakak mau kemana?" tanya adiknya penasaran. Yah, bocah kecil. Mau ke sekolah, lah! Kemana lagi emangnya pagi-pagi begini? Dasar.... ucapnya dalam hati. Dia menyapa Papanya yang sedang ada di garasi memanaskan mobil untuk mengantar kakak beradik itu. "Jen? Nga naik mobil?" Jennie hanya berjalan menerobos keluar rumahnya. "Hai, Jennie." Dia disambut oleh temannya, Tasya. "Pagi,"jawab Jennie acuh tak acuh. "Hayooo? Kenapa nih, berantem lagi sama adek?" tanya Tasya dengan lembut. "Biasa, cari perhatian terus sama Mama,"jawabnya lagi sambil menaruh tas. "Haha, bisa aja. Jangan gitu dong sama adik sendiri. Dia 'kan mau sekolah disini. Ini hari pertamanya, kamu jadi kakak yang baik dong?" Tasya menasihati. "Sya, Sya. Kamu kerjanya ceramah aja, ya?" Tasya tersenyum geli. Mereka pun turun ke lapangan. Tasya segera meninggalkan Jennie. "Bentar ya, aku mau nemenin adik dulu keliling sekolah," panggil Tasya lalu pergi ke arah kerumunan kelas 1. Tasya, kamu baik banget jadi orang. Adik aja diperhatiin, kakak yang baik. Pintar pula. Selalu rank pertama. Jennie menghela napas dan segera berbaris bersama teman-teman yang lain. "Oy, Jen. Gak nemenin si Prita? Dia kan sendirian," celoteh Vivi. Jennie menggelengkan kepala. Mereka mendengar suara mikrofon lalu berbaris dengan rapi. 
*SKIP*
 Pulang sekolah....... Jennie melambaikan tangannya ke Tasya, dia tersenyum. "Bilang 'Hai', Rangga," bisik Tasya kepada adiknya. Bocah yang bernama Rangga itu tersenyum kepada Jennie, "Hai, kakak!" Jennie tersenyum kecil. "Adikmu manis juga, Sya." "Sama seperti Prita, tadi dia juga tersenyum saat melihatku. Tadi ga ada yang nemenin dia, Jen? Kalo hilang gimana, nah yo?" Jennie tersenyum paksa. Lalu berjalan keluar sekolah. "Aku pulang!" sahut Jennie dari pintu rumahnya. Suara langkah kaki terdengar dari atas. "Kak, baru pulang?" tanya suara manis itu. Lagi-lagi bocah ini, udah lah yang penting dia udah sampai rumah.... "Kakak, capek Prita, udah sono main aja. Aku mau istirahat," cetus Jennie. Prita cemberut lalu berjalan ke arah dapur. Jennie menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu menyetel lagu. Coba aku hanya sendiri. Hidup tanpa bocah kecil ingusan kayak Prita ga ada di hidupku.....gumamnya.  "Non? Non Jennie? Ayo, makan dulu!" Terdengar suara Mbok Kanti. "Yaaa, sebentar mbok!" Jennie bergegas turun sambil membawa iPod-nya. "Makan dulu, non." Jennie duduk di meja makan sambil membaca majalah, mendengar lagu menggunakan headset. Prita berjalan masuk ke ruang makan. Ia melihat kakaknya membaca sesuatu. "Kak, Prita boleh baca?" Jennie menengok dan berkata, "baca aja majalah anak kecil. Ini majalah teenager." "Apa artinya?" "Remaja, sekarang makan aja tuh, keburu dingin," jawabnya ketus. "Kakak lagi dengerin apa? O, ya kakak bisa kasih tau Pri--" Jennie menghentamkan kakinya ke lantai dan berdiri menghadapi adiknya itu. "Kakak muak! M-U-A-K sama kamu! Bisanya caper aja! Anak ga tau malu!" bentak Jennie dengan keras sembari menonjok meja makan. Prita terdiam, matanya berkaca-kaca. Jennie berlari keluar rumahnya menuju taman. "KESEEEEL SAMA BOCIL YANG SOK TAHU ITU!" umpat Jennie keras saat tiba di rumah Tasya. "Hush, sabar Jen. Si Rangga lagi tidur," ucap Tasya memberikan minuman. "Aku ga peduli! Si bocil yang caper itu udah ngancurin hidup aku, Sya! Ga pernah diperhatiin ortu, selalu dia, dia, dia! Gak capek emang kaya begitu mulu?!" "Hush, udah jangan meledak disini. Nanti Rangga bangun," ucap Tasya lembut sembari mengelus pundak temannya itu. Kemarahan Jennie mulai reda. "Emangnya kamu kenapa sama Pri--" "Jangan ucap nama penghancur cilik itu," celetuk Jennie.
 Tasya tersenyum kecil. "Udah, udah. Adik memang begitu, kok. Aku juga sedikit kesal sih, adik doang yang diperhatiin. Tapi, 'kan namanya juga adik. Kita harus menjaga mereka, masih kecil pula. Jadi, wajar kalau suka nanya, ngomong sembarangan, bandel, suka cari perhatian. Kita jadi role model bagi adik. Jadi, Prita -udah jangan ngomel lagi- dia terus merhatiin kamu karena dia kan baru di sekolah, kamu tuh ibarat tampungan pengetahuan baginya. Aku aja begitu sama Rangga, kadang-kadang kesel, marah, senang. Adik itu yang harus kita perhatiin, Jen. Ngerti?" Tasya menasihati dengan panjang lebar.
 Jennie menghela napas yang panjang lalu berkata, "kamu orang yang bijak, Sya." Tasya tertawa kecil. "Udah, 'kan. Nah, sono pulang baikan sama Prita." Kali ini Jennie tidak mengelak, dia berterimakasih pada Tasya lalu memeluknya erat. "Makasih, Sya." "Sama-sama, Jen." "O, ya. 'Kan aku tamu, terus kenapa diusir suruh baikkan sama adik?" "Ush, udah sono hush hush, Rangga keganggu tidurnya."
 *****
Jennie kembali pulang dan menemukan adiknya di ruang tamu dengan mata sembab. "Priita....." "Hm?" Jennie memeluk adik kecilnya itu. "Maafin kakak, ya, Prita?" Prita mengangguk. Mereka itu masih kecil, perlu perlindungan dan seseorang yang membantu mereka... ucapnya dalam hati. Jennie mencium lembut rambut adiknya. Mbok Kanti menatap mereka berdua, "Duh, duh, duh kakak adik dari dulu......."
 Jennie memasak roti panggang untuk dimakan oleh mereka berdua. "Kakak, hari kedua sekolah, lebih buruk ga dari hari pertama?" tanya Prita tiba-tiba. Jennie menggeleng, "hari kedua pasti ga buruk. Kali ini ada kakak yang nemenin kamu." Prita tersenyum lebar, Jennie membalas senyumannya dengan tulus. Akhirnya aku tahu apa artinya seorang adik.... Selesai makan, mereka kembali ke ruang tamu. Prita lelah menonton tivi, ia pun terlelap di pangkuan kakaknya. "Adikku sayang, adikku manis....," ucap Jennie.
 ***** END

Kamis, 03 Maret 2011

Cerpen Teman-temanku yang baik

Fajar mulai menyingsing. Dan tandanya hari sudah pagi. Kriiiiiiiiiiiingggggg………kudengar suara jam bekerku yang membuatku langsung terbangun dan ku segera mematikan alarmnya. Lalu, aku langsung tidur lagi. Saat aku akan tidur lagi, tiba-tiba kecupan sebuah bibir mendarat di pipiku. Sontak saja, aku langsung terbangun.
               “Waaaaa……… ada hantu cium aku. Daddy, Mommy tolong!!!!!” teriakku keras.
               “Hahaha… ini Mommy, sayang. Bukan hantu.” kata orang yang menciumku tadi dan ternyata orang itu adalah, Mommy.
               “Huh, Mommy, aku kirain hantu.” kataku sebal pada Mommy.
               “Ya udah, kamu sekarang mandi. Daddy dan Mommy akan mengatar kamu ke sekolah baru. Hurry up!” ucap Mommy.
Setelah itu Mommy mengecupku sekali lagi dan langsung pergi.
               “Lagi-lagi sekolah baru!” batinku kesal.
Aku memang baru pindah dari Los Angeles dan sekarang aku tinggal di New York. Dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi. “Sekolah baru…sekolah baru” batinku selalu. Setelah mandi aku berganti baju seragam, lalu menuju lantai bawah untuk sarapan. Setelah sarapan aku diantar Daddy dan Mommy menuju sekolah baru. Setelah sampai di Wilson School, (yang aku sebut sekolah baru/sekolah menyebalkan) Daddy, Mommy, dan aku turun dari mobil. Kami pun menuju kantor kepala sekolah.
               “Permisi, bu. Dimana ya, kantor kepala sekolah?” tanya Mommy anggun pada seorang guru.
               “Oh ibu tinggal lurus saja, nanti ibu belok ke kiri. Nah, di lorong itu ada tulisan “RUANG STAFF SEKOLAH” disitulah ruang kepala sekolah dan juga guru-guru lain” kata guru itu sambil menunjukkan arah kepada Mommy.
               “Wah, terima kasih ya, bu!” ucap Mommy berterima kasih kepada guru itu.
               “Baiklah. Kalau begitu saya pergi dulu, ya.” ucap guru itu.
Mommy pun mengganguk-angguk dan guru itu langsung pergi. Lalu kami pergi menuju ruang kepala sekolah. Tok..tok..tok.. Daddy mengetuk pintu ruangan itu. Tak disangka kepala sekolahnya yang membuka langsung pintunya.
               “Mari silahkan duduk Bu,Pak.” kata kepala sekolah itu mempersilahkan kami duduk. Lalu kami pun duduk.
               “Pasti Ibu dan Bapak adalah wali dari murid baru kelas 3, ya?” tanya kepala sekolah itu.
               “Iya, pak.” ucap Daddy.
               “Pak, saya mau putri saya dijaga dengan baik ya, Pak. Karena saya hanya ingin yang terbaik untuk dia.” Pinta Mommy pada kepala sekolah itu.
               “Baik, bu. Kami semua disini pasti akan menjaga seluruh murid.” Ucap kepala sekolah.
               “Ya sudah sekarang langsung masuk ke kelas saja ya. Kelas 3 teater. Sesuai dengan eskul yang anak bapak pilih kemarin.” lanjut kepala sekolah yang bernama, Mr. Hans.
Mr. Hans memanggil guru kelas 3 teater.
               “Halo, nama saya Ms. Key. Siapa namamu?” ucap guru itu kepadaku.
               “Nama saya Evanna Carolie Whizd. Ms. Key bisa panggil saya Carol.” ucapku gugup.
               “Oke, Carol, sekarang kamu ikut saya ke kelas, ya.” pinta Ms. Key.
               “I..i..i…iya miss.” jawabku gugup.
               “Hai, cantik, jangan gugup dong. Keep smile, please!” kata Ms. Key.
Carol hanya mengganguk.
               “Sayang, kamu ikut Ms. Key, ya. Papa & Mama pulang dulu. Nanti siang jam 11.00, Rein yang jemput. Kamu tenang saja, mama udah pesan sama Rein untuk jemput kamu.” kata mama sambil mengecupku.
Lalu pun mengecupku dan aku pun memeluk papa dan mama. Mama dan papa berlalu pergi sebelum itu mama sudah melambaikkan tangannya padaku.
               “Come on, Carol!” perintah Ms. Key.
Lalu kami berdua pun menuju kelas 3 teater.
               “Good morning, cllas.” kata Ms. Key sambil menyalakan AC kelas.
               “Good morning, Ms. Key.” kata murid-murid.
               “Oke, cllas. Sebelum kita mulai pelajaran, kita ada murid baru. Perkenalkan dirimu, nak!” ucap Ms. Key lembut.
               “Hai kawan, namaku Evanna Carolie Whizd. Kalian bisa memanggilku Carol.” kataku dengan gugup.
               “Carol, kamu duduk di depan Michael dan dibelakang Queily. Barisan kedua.” kata Ms. Key.
Aku langsung menuju tempat dudukku. Saat istirahat, cewek yang tempat duduknya di depanku dan teman-temannya menghampiriku.
               “Halo Carol. Namaku Queilya Rose. Ini Chamerone Dyne. Ini Cathy Jone. Dan itu Lucia Scher.” kata Queily memperkenalkan teman-temannya.
               “Hai……” ucap teman-teman Queily kompak.
               “Ooooh……hai juga!” ucapku.
               “Ya sudah. Wah, jam makan siang udah tiba. Ke kafetaria yuk!” ajak Lucia.
               “Yuk! Aku juga udah lapar nih.” Kata Dyne.
Kami pun berjalan bersama-sama menuju kafetaria. Di sepanjang jalan baik Queily, Dyne, Cathy, ataupun Lucia. Bercerita segala hal tentang kelas. Mereka bercerita bahwa Annie Mavour adalah cewek paling menyebalkan di kelas. Annie selalu membuat kegaduhan bersama kedua temannya, yaitu, Crossa Phidelpia dan Shaney Rove. Tak tahu berapa lama mereka bercerita, kami pun sudah sampai di kafetaria. Kami memilih tempat duduk lalu seorang pelayan datang ke tempat duduk kami.
               “Excuse me girls, what do you want?” tanya pelayan itu.
               “Cathy, kenapa pelayan itu berbahasa inggris?” bisik Carol kepada Cathy yang duduk disampingnya.
               “Pelayan disini memang harus menggunakan bahasa inggris. Jadi adik atau kakak kelas kita lebih senang membawa makanan dari rumah. Daripada dilayani pelayan yang membingungkan.” Jawab Cathy.
Aku hanya mangut-mangut mendengar penjelasan Cathy. Kamipun mulai memesan makanan.
               “What a special menu today?” tanya Queily.
               “Fruit Salad with fruit sauce.” Jawab pelayan itu.
               “Ok. I want fruit salad with avocado sauce and avocado juice too.” Kata Queily.
               “A new york deli today?” tanyaku.
               “Yes.” Jawab pelayan itu singkat.
               “I want new york deli, cupcake, and apple juice.” Kataku.
               “I want a packet of KFC.” Kata Dyne.
               “I want a hamburger and orange juice.” Kata Cathy.
               “I want a spaghetti, fruit cake, and milo.” Kata Lucia
               “All right, then. Let’s wait. It’s not be long.” kata pelayan itu.
Setelah itu makanan pun tiba. Kami langsung melahap semua makanan itu. Makananya enaaaakkk sekali!
               “Oh ya, Carol. Setiap Sabtu sekolah kita selalu berganti tema. Tema itu untuk 1 minggu. Jadi, baju kita bisa pas dengan tema-nya.” Jelas Queily.
               “Wah! Bagaimana cara menentukan temanya?” tanya Carol pada Queily.
               “Caranya…VOTING.” Jawab Queily dengan gemas karena fruit saladnya susah sekali dipotong.
               “So, tema minggu ini apa?” tanya Carol.
               “Sebenarnya, baju kamu sangat cocok dengan tema minggu ini. Tema minggu ini adalah Rainbow Color.” Jawab Queily.
               “Sorry ya, friend. Aku mau ambil jus jeruk dulu.” Kata Cathy sambil memegang gelas jus jeruknya yang tinggal sedikit.
               “Ok.” Jawab kami kompak.
Saat Cathy sedang berjalan menuju stand minuman, tiba-tiba tiga cewek yang sedang lewat tiba-tiba menabrak Cathy sampai jus jeruk yang dipegangnya tumpah ke bajunya.
               “Uppsss…Sorry” kata cewek itu sambil tersenyum.
               “Itu Annie Mavour dan teman-temannya.” Bisik Lucia pada Carol.
               “Oooo, jadi itu Annie Mavour.” Kata Carol lumayan keras.
               “Crossa, Shaney, kan aku dah bilang, aku itu banyak fans-nya.” Kata Annie.
               “Wah, kacau! Dia pasti mendengar ucapanmu.” Kata Dyne.
Carol pun sedikit menggeram. Dia langsung jalan kea rah Annie. Lalu, dia menolong Cathy dan melabrak Annie. Cathy langsung menuju meja kami.
               “Crossa, Shaney, ini lho fans aku.” Kata Annie dengan percaya diri.
               “Ihh…Siapa bilang? Kamu itu yang gede rasa. Amit-amit aku jadi fans kamu. Terus, tadi kamu itu kan sengaja nabrak Cathy kan?” kata Carol kesal.
               “Si Carol berani juga ya ngelawan Annie.” Bisik Dyne.
Cathy, Lucia, dan Queily hanya mengangguk kagum.
               “Wah, ternyata fansku pintar juga ya. Emang iya. Aku kan sengaja nabrak Cathy biar bajunya kena jus dan dia nangis..” kalimat Annie sedikit terpotong.
               “Mommy…Mommy…” lanjut Crossa dan Shaney.
               “Daripada kalian, Moo…Moo…Moo. Anak sapi ya,?” kata Carol sinis.
               “Heh, kamu itu anak baru. Udah macam-macam aja sama senior.” Ucap Shaney geram.
               “Senior apa Solebor?” Kata Carol sambil mengedipkan mata ke teman-temannya. Annie sedikit menggeram kesal.
               “Ok. Fine. Kamu berhasil lawan kita. Tapi, kita akan balas kamu dan teman-teman norakmu itu. Ingat itu! Carol kaya rol rambut” kata Annie.
               “Iya, aku akan ingat terus! Dan jangan lupa peristiwa hari ini, Annie kuda poni!” Jawab Carol meledek Annie.
Lalu, Annie and the gank meninggalkan kafetaria. Carol langsung kembali ke tempat duduknya.
               “Wah, kamu hebat bisa adu mulut sama Annie and the gank. Dan, makasih ya, udah nolongin aku.” Kata Cathy berterima kasih.
               “Iya, Cathy. Kita semua sahabat jadi harus saling tolong menolong.” Kata Carol sambil tersenyum.
               “Ok. Eh, kita ke taman yuk! Carol pasti harus nenangin diri.” Ajak Lucia.
Dyne pun menemani Cathy ke kamar mandi. Sedangkan, Queily dan Lucia menenangkan Carol.
Kriiiingggg!!! Bel masuk berbunyi dan semua harus masuk kelas. Semua anak di kelas 3 Teater akan memulai pelajaran Tata Ruang Teater yang baik. Semua mendengarkan Ms. Key. Tak terasa, hari mulai siang. Dan, Kriiinggg…Kriiiinggg. Semua murid bersorak kegirangan. Ini adalah waktunya untuk pulang. Hah.. Aku lega ini sekolah yang aku impikan, batin Carol sambil merebahkan diri ke jok mobil. Sampai di rumah, Carol disambut oleh Eva, pelayan pribadinya.
               “Bagaimana rasanya hari pertama sekolah, Nona?” tanya Eva sopan sambil berjalan mengikuti Carol kedalam rumah.
               “Perfect, deh! Tapi, ada tiga cewek yang nyebelinnn banget. Namanya Annie, Shaney, dan Crossa. Tadi aja, aku labrak mereka di kafetaria. Soalnya, mereka itu sengaja dorong temanku, Cathy, biar jus jeruk yang dipegang Cathy numpahin bajunya. Terus aku adu mulut sama mereka bertiga. Si Annie juga bilang sama Shaney dan Crossa, kalo aku itu fansnya Annie. Padahal, boro-boro aku jadi fans dia, waktu itu kenal aja belum. Ihh… Dia itu pokoknya nyebelinnnnnn banget.” Cerita Carol panjang.
               “Wah! Nona memang hebat. Berani melabrak 3 orang gadis.” Puji Eva.
               “Iya, dong! Carol!” kata Carol percaya diri.
Eva hanya teresenyum.
               “Eva, tolong aku ambilin yoghurt ya! Aku capek banget, nih.” Pinta Carol saat Eva akan keluar dari kamarnya.
               “Baik, Nona.” Jawab Eva pendek.
Tiba-tiba, lagu Start of Something New keluar dari handphone Carol. Carol pun melihat siapa yang menelpon. Ternyata, yang menelpon adalah mamanya. Dia pun mengangkat telphonenya.
               “Halo Mommy, ada apa?” tanya Carol di awal telepon.
               “Nothing. Mommy cuma mau tanya, Gimana tadi kamu sekolah?” tanya Mommy balik.
               “Ceritanya panjang, Mom. Nanti aku ceritain aja ya di rumah.” Kata Carol sambil merebahkan diri ke kasur.
               “Ok, honey. Yang penting, kamu enakkan sekolah di situ?” tanya Mommy lagi.
               “Iya, Mom. Oh ya, Mom, sekarang aku udah punya teman. Namanya Cathy, Dyne, Queily, dan Lucia. Mereka itu baikkkk banget sama aku.” Kata Carol.
               “Anak Mommy memang hebat. Baru juga sehari sekolah, temannya udah punya 4.” Puji Mommy.
               “Iya, dong. Evanna Carolie Whizd, gitu loh!” puji Carol pada dirinya sendiri.
               “Ya udah ya, sayang. Nanti, Mommy sama Daddy mau ajak kamu makan malam di luar. Jadi, bilang sama Eva, Dorthy, Cela biar nggak usah masak.” Kata Mommy.
               “Ok, Mom.” Jawab Carol pendek.
               “Bye, Honey. I love you so much!!” kata Mommy mengakhiri pembicaraan.
               “Bye. I love you to.” Kata Carol lalu menutup telepon.
Saat Carol menutup telepon. Pintu kamar Carol diketuk seseorang. Carol lalu membukanya. Ternyata, itu Eva dengan membawa yoghurt kesukaannya.
               “Makasih ya, Eva.” Kata Carol di ambang pintu.
               “Iya, Nona. Nona juga harus segera makan siang. Ini sudah jam 11.28.” ucap Eva mengingatkan.
               “Iya. Eva tadi Mommy telepon katanya kamu, Dorthy, dan Cela nggak usah masak. Soalnya, nanti aku, Mommy, dan Daddy mau dinner di luar.” Kata Carol.
               “Baik, Nona. Saya permisi dulu.” Kata Eva sambil berjalan meninggalkan pintu kamar Carol.
Carol lalu menghabiskan yoghurt-nya. Setelah itu, dia berganti baju dan turun untuk makan siang. Setelah dia kenyang lalu kembali ke kamarnya dan tertidur lelap. Ketika, Carol bangun tidur handphonenya berbunyi lagi. Tapi, itu sms. Isinya, “Halo, Carol! Aku temen kamu” kata orang di sms itu. “Kamu itu siapa?” jawab Carol. “Masa nggak kenal. Ini Queilya Rose, teman kamu di Wilson School Academy.” Jawab orang itu. “Oh, Queily. Maaf ya, Queil, aku mau les dulu nih! Kapan-kapan, kita online aja. Kamu tinggal sms friendster kamu.” Kata Carol. “Ok. Namanya Queilya_chic.girls.” balas Queily. ”Thks.” Jawab Carol pendek.
               Setelah itu, Carol mandi lalu les piano. Malamnya, dia dijemput oleh Daddy. Lalu, mereka pulang untuk berganti baju. Mereka bertiga kemudian pergi lagi untuk dinner makan malam. Pukul 21.15 Carol dan orangtuanya sudah sampai dirumah. Sesampainya di rumah, Carol berganti baju tidur dan terlelap dalam mimpi indahnya.

Senin, 28 Februari 2011

Sanksi FIFA Telah Menanti Indonesia

PSSI terancam saksi tegas dari asosiasi sepak bola dunia FIFA yaitu dibekukan keanggotaannya seiring dengan kemelut yang terjadi dalam tahapan pencalonan Ketua Umum PSSI yang diklaim melibatkan campur tangan pemerintah.
Anggota Komite Etik FIFA Suryadharma "Dali" Tahir, di Jakarta, Sabtu mengatakan, dengan adanya kemelut tersebut, FIFA langsung merespon salah satunya dengan mengirimkan surat elektronik yang berisi penolakan campur tangan pemerintah.
"Jumat malam (25/2), PSSI langsung menerima surat elektronik dari FIFA. Isinya menolak intervensi pemerintah dan itu adalah peringatan dari FIFA," katanya saat dikonfirmasi.
Surat dari FIFA diklaim telah diterima PSSI setelah Komite Banding Pemilihan mengumumkan penolakan materi banding dari dua bakal calon Ketua Umum PSSI yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro serta dari dua bakal calon Executive Comitte (EXCO) PSSI, Sihar Sitorus dan Tuti Dau.
Selain menolak banding, Komite Banding yang diketuai oleh Tjipta Lesmana itu juga menganulir keputusan Komite Pemilihan yang meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie sebagai calon Ketua Umum PSSI. Dengan demikian, hingga saat ini belum ada calon yang akan maju pada bursa pemilihan di Kongres Empat Tahunan PSSI di Bali, 26 Maret nanti.
Selama masa banding, terjadi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh massa dari pro perubahan maupun massa yang menghendaki kepengurusan PSSI saat ini tetap bertahan. Bahkan aksi itu diwarnai dengan gesekan antar kelompok peserta aksi.
Menurut dia, sesuai dengan jadwal yang ada pembahasan kasus PSSI oleh FIFA yang diklaim terkait dengan campur tangan pemerintah serta gesekan antar peserta aksi saat melakukan unjuk rasa akan dilakukan 1 Maret nanti.
"Indonesia sebenarnya tidak masuk agenda. FIFA akhirnya menyiapkan waktu khusus untuk "emergency meeting" setelah ada intervensi pemerintah. FIFA juga menyayangkan adanya bentrokan antar peserta aksi. FIFA punya bukti semua kejadian. Sekarang semua menunggu hasil rapat tersebut," katanya menambahkan.
Pria yang familiar dengan nama Dali Tahir ini menjelaskan, pembekuan keanggotaan oleh FIFA biasanya akan diberikan jika pemerintah terus reaktif dalam menyikapi kasus yang terjadi ditubuh asosiasi sepak bola termasuk PSSI.
"Kami hanya bisa prihatin. Rapat 1 Maret sebenarnya mengevaluasi kasus Brunei dan beberapa negara yang punya catatan khusus. Kalau sudah ada kondisi seperti itu, FIFA biasanya langsung memberlakukan suspend (pembekuan red). Rapat darurat tersebut khusus membahas kondisi terakhir di Indonesia. Untuk kasus LPI telah ditutup," katanya menerangkan.
Jika FIFA benar-benar akan memberikan suspend kepada PSSI bisa dipastikan timnas sepak bola Indonesia tidak bisa tampil pada pertandingan internasional termasuk pada SEA Games yang akan digelar di Tanah Air akhir tahun nanti

Pendapatan Komersil United Akan Catatkan Rekor Baru

Manchester United dilaporkan akan menjadi klub Liga Premier Inggris pertama yang pendapatan komersial tahunannya bisa mencapai angka 100 juta pounds.
Mereka akan segera mengumumkan laporan kuartal kedua mereka sampai periode tanggal 31 Desember 2010. Dan para analis memperkirakan mereka akan bisa menciptakan rekor baru pada tahun ini atau berikutnya.
Sebelumnya banyak yang mengklaim kalau pendapatan mereka akan menurun karena banyaknya protes anti-Glazer.
Tapi direktur komersial Richard Arnold mengatakan, "Hasilnya telah memecahkan rekor. 2010 adalah tahun rekor karena kerja sama kami dengan Nike."

Pesta 7 Gol Udinese di Kandang Palermo 28-02-2011 01:05

Palermo harus malu di kandang sendiri pekan ini. Udinese menghancurkan mereka dengan skor yang sangat mengejutkan 7-0 di Renzo Barbera Minggu (27/02).
Tanda-tanda kemenangan Udinese sudah bisa terlihat di awal babak pertama. Tim tamu ini tek henti-hentinya menekan Palermo yang dalam laga ini juga menurunkan Javier Pastore. Baru 10 menit babak pertama, Bianconeri sudah mampu unggul terlebih dahulu saat tandukan Antonio Di Natale memanfaatkan umpan Pablo Armero mengarah menuju ke dalam gawang tuan rumah. Udinese pun unggul 1-0.
Rosaneri kian terlihat kocar-kacir usai gol tersebut, koordinasi yang mereka terapkan tidak berjalan dengan baik. Hasilnya Alexis Sanchez mampu memborong dua gol Udinese di menit ke-19 dan 28 melalui sebuah skema serangan balik, dan tim tamu kian unggul 3-0.
Tuan rumah seakan frustrasi harus tertinggal tiga gol di pertengahan babak pertama. Petaka bagi mereka kembali datang di menit ke-40 saat Armin Bacinovic harus diusir keluar lapangan oleh wasit Sebastiano Peruzzo usai menerima kartu kuning yang kedua. Praktis Palermo kini tinggal bermain dengan 10 orang saja.
Unggul jumlah pemain mampu dimanfaatkan Udinese dengan baik. Semenit usai keluarnya Bacinovic mereka kian memperlebar keunggulan melalui Antonio Di Natale. Belum cukup, tim tamu kian menghancurkan tuan rumah kembali melalui serangan balik. Kali ini Alexis Sanchez sukses mencetak hat-trick di penghujung babak pertama, dan skor 0-5 untuk tim tamu menutup laga di babak pertama.
Asa Palermo untuk mengejar di babak kedua harus pudar ketika 3 menit usai turun minum Alexis Sanchez sukses mencetak quint-trick, dan membuat pundi-pundi gol timnya menjadi setengah lusin di awal babak kedua ini.
Rosaneri kian hancur dan hanya bermain dengan 9 orang saja sejak menit ke-60. Matteo Darmian yang melanggar Pablo Armero di kotak terlarang, kini menjadi pemain kedua yang diusir wasit Peruzzo. Antonio Di Natale yang menjadi eksekutor penalti sukses memperdaya Salvatore Sirigu, yang tak akan pernah lupa gawangnya harus bobol 7 kali dalam satu laga. Meski terus menguasai jalannya laga dan laga berjalan tidak seimbang, akan tetapi hat-trick Di Natale tadi adalah gol terakhir dalam laga ini.
Kemenangan besar ini membawa Udinese melesat ke peringkat 4, sementara Palermo harus tertahan di peringkat ke-8.

Set Piece Menangkan Inter

Raihan tiga angka kembali diperoleh Inter Milan, kali ini mereka dapatkan dalam laga away ke kandang Sampdoria, Comunale Luigi Ferraris Senin dini hari (28/02)
Bertindak sebagai tuan rumah, mau tak mau Sampdoria harus memburu kemenangan di kandang sendiri. Mereka langsung mengancam gawang tamu mereka kali ini. Sebuah umpan crossing Reto Ziegler berhasil diselesaikan dengan baik oleh sundulan Daniele Gastaldello. Meski tepat mengarah ke gawang, namun bola itu masih terlalu mudah bagi Julio Cesar.
Kubu tim tamu tak gentar. Nerazzurri langsung berupaya balik menyerang. Inter mendapatkan peluang mereka di menit ke-9 melalui Andrea Ranocchia. Sayang tendangan kaki kanannya dari dalam kotak penalti memanfaatkan umpan tendangan sudut Wesley Sneijder masih sedikit tinggi di atas kotak penalti.
Turun sebagai starter melawan klub yang dibelanya di paruh pertama musim lalu ternyata membuat Giampaolo Pazzini terlihat grogi. Ia seperti tertekan dan tidak bebas untuk melakukan pergerakan. Hingga babak pertama usai, kedudukan 0-0 tetap tak berubah dan Pazzo tak mendapatkan satu peluang pun.
Tempo permainan kedua tim terlihat melambat di awal babak kedua, membuat sedikitnya peluang yang tercipta. Pazzo akhirnya mendapatkan peluang di menit ke-71. Namun tandukannya memanfaatkan umpan Goran Pandev, yang masuk menggantikan Houssine Kharja di menit ke-63, masih bisa diatasi oleh kiper tuang rumah.
Meski tak segarang biasanya, bisa dibilang Giampaolo Pazzini turut berperan dalam lahirnya gol pertama Inter dalam laga ini. Sebuah free kick diberikan wasit Andrea Gervasoni kepada Inter usai Pazzo dijatuhkan di luar kotak penalti oleh Daniele Gastaldello. Wesley Sneijder yang memang spesialis bola mati sukses mengarahkan bola ke sudut kiri bawah gawang Il Samp, tanpa mampu ditepis Gianluca Curci. Inter unggul 0-1.
Sampdoria mencoba mengejar namun hingga pergantian di kubu lawan di menit ke-88, Pazzo keluar digantikan McDonald Mariga, tuan rumah tak mampu membalas gol itu. Standing applause diberikan pendukung Il Samp saat Pazzo berjalan keluar, dan dibalas mantan pemain mereka itu dengan sambutan hangat.
Memasuki injury time, laga seakan menjadi milik Samuel Eto'o. Tercatat ia memiliki tiga tembakan yang mengarah ke gawang di tambahan waktu 4 menit yang diberikan wasit Gervasoni itu. Bahkan, satu dari tembakannya itu berhasil menaklukkan Curci untuk kedua kalinya. Berawal dari set piece, Dejan Stankovic yang jeli memanfaatkan kelengahan pemain Il Samp menyodorkan umpan terobosan kepada Eto'o, yang dengan mudah menutup laga menjadi 2-0.
Tambahan tiga angka ini membuat La Beneamata menggeser Napoli, yang masih akan berduel dengan AC Milan dini hari nanti, dari peringkat 2 klasemen sementara. Sementara Il Samp, mereka turun ke peringkat 13 klasemen sementara

Penantian 48 Tahun Birmingham Terhapuskan

Ambisi Arsenal untuk merengkuh gelar pertama mereka musim ini harus kandas, setelah Obafemi Martins yang masuk di penghujung babak kedua membuat laga berakhir 2-1 untuk Birmingham, Minggu (27/02).
Laga final, membuat kedua tim bermain penuh semangat demi memburu trofi tahunan di Wembley ini. Arsenal yang belum bisa diperkuat Cesc Fabregas mencoba melancarkan serangan terlebih dahulu. Mereka sempat mengancam di menit ke-6 melalui tendangan volley Robin van Persie dari sudut sempit. Meski keras, namun bukanlah suatu hal yang sulit bagi kiper Birmingham, Ben Foster.
Di 10 menit babak pertama boleh jadi laga milik The Gunners, namun kemudian laga seakan berubah menjadi milik Blues. Birmingham mendapatkan kesempatan pertama mereka di menit ke-15 melalui tendangan Keith Fahey dari sisi kanan kotak penalti Arsenal. Namun Wojciech Szczesny masih bisa mementahkan tendangan Fahey tersebut.
Hanya berselang tiga menit usai peluang itu, gol bagi Birmingham akhirnya lahir melalui tandukan kepala Nicola Zigic memanfaatkan bola hasil sundulan Lee Bowyer sat menerima umpan tendangan sudut. Blues unggul 1-0.
The Gunners mencoba mengejar meski sang lawan kian terlecut semangat mereka usai gol tersebut. Namun meski terus menekan, usaha mereka baru berbuah hasil dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat laga memasuki menit ke-38. Gol ini berawal dari crossing Jack Wilshere kepada Andrei Arshavin yang bergerak di sisi kanan. Meski ditempel ketat, Arshavin mampu mengembalikan bola ke tengah dan Robin Van Persie yang sudah menanti kemudian menuntaskannya dengan tendangan volley. Skor sama kuat 1-1 dan bertahan hingga paruh pertama usai.
Di babak ke dua, Arsenal lebih mendominasi jalannya laga dan memiliki lebih banyak peluang. Namun, cemerlangnya penampilan Ben Foster malam ini membuat pemain The Gunners seakan frustasi. Tercatat ia mampu empat kali melakukan penyelamatan gemilang. Dua tendangan Wilshere dari dalam kotak penalti, serta tendangan Samir Nasri baik dari dalam dan luar kotak penalti.
Tak kunjung mencetak gol lagi, Arsene Wenger mulai menarik keluar pemainnya dan menggantikannya dengan amunisi yang lebih fresh. Dua kali The Proffessor melakukan pergantian di pertengahan babak kedua ini. Usai menarik keluar RVP dan menggantinya dengan Nicklas Bentdner di menit ke-69. Wenger kemudian melakukan pergantian pemain sekali lagi di menit ke-77. Kali ini, Arshavin ditarik keluar dan Marouane Chamakh masuk.
Namun, strategi pergantian pemain yang lebih jitu rupanya menjadi milik Alex McLeish. Obafemi Martins yang ia masukkan di menit ke-83 akhirnya mengubah skor laga ini. Hanya semenit sebelum memasuki masa injury time, Martins mampu menceploskan bola ke gawang The Gunners memanfaatkan bola rebound hasil kesalahan komunikasi antara Laurent Koscielny dan Szczesny. Gol yang langsung disambut gegap gempita Bluenoses di stadion yang akan menjadi tempat pagelaran final Liga Champions musim ini. Birmingham unggul 2-1.
Injury time 4 menit yang diberikan wasit M Dean tetap tak mengubah keadaan, dan Birmingham pun sukses meraih gelar Piala Carling musim ini. Bagi Blues, ini adalah akhir penantian panjang mereka di ajang ini. Terakhir mereka merebutnya di tahun 1963 saat masih bernama Piala Liga.
Bagi Arsenal, ini adalah gelar pertama mereka yang hilang di musim ini, meski masih ada tiga gelar lainnya yang harus mereka perjuangkan, Piala FA, Liga Premier, dan Liga Champions Eropa.